Sabtu, 12 Maret 2016

Opini : Jalan, Pejalan, dan Perjalanan

Oleh :
Noval Prasetyo



Jalan Yang terbayang di dalam pikiran kita saat membaca kata tersebut ialah, suatu benda atau suatu tempat, entah mana yang lebih tepatnya diantara keduanya, akan tetapi dalam tulisan ini, jalan yang dimaksud lebih mengarah kepada kata benda. Sebuah benda, tentu memiliki bentuk dan juga ciri khas. Adapun bentuk atau ciri khas yang dapat kita pahami terkait jalan ini ialah, kita dapat menemui orang atau sekelompok orang dengan bermacam-macam aktifitas fisik, mulai dari yang berlalu-lalang (hanya sekadar lewat), dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan, beristirahat di tepinya melepaskan lelah, dan bahkan ada yang melakukan transaksi (berdagang/berjualan). Satu hal yang pasti, apabila seseorang atau sekelompok orang sedang berada dijalan, mereka tentu memiliki alasan mengapa berada disitu, dan hendak kemana (tujuan). Sebaik-baik jalan adalah jalan yang tidak menyimpang ataupun keluar dari menuju Tuhan.
Pejalan
            Pejalan adalah orang yang bergerak (identik dengan aktifitas fisik), dalam menempuh suatu jalan untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, meskipun identik dengan aktifitas fisik, tidak menutup kemungkinan apabila seseorang (pejalan) tersebut berjalan secara bathin. Selain itu, seorang pejalan dalam rangka menempuh suatu jalan biasanya menggunakan alat untuk mencapai tujuan dari perjalanannya, yang disebut dengan kendaraan. Kendaraan yang digunakan hanyalah alat untuk mencapai suatu tujuan atau syarat pelengkap untuk dapat melakukan perjalanan, bahkan tekad yang bulat dan semangat yang besar untuk menempuh suatu jalan lebih dari cukup sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan. Dan seorang pejalan yang baik, haruslah dapat menyesuaikan antara tujuan yang hendak ia capai dengan kendaraan yang akan ia gunakan, agar perjalanannya tidak menjadi gagal atau terhambat. Selain kendaraan, seorang pejalan yang hebat ialah orang yang dapat memahami dengan baik keadaan suatu jalan yang hendak ia tempuh. Karena bagaimanapun juga, halangan dan rintangan sudah tentu ada, hendaknya pejalan tersebut telah melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan perjalanan.
Perjalanan
            Adalah perihal tentang usaha yang dilakukan untuk menempuh suatu jalan yang dilakukan oleh seorang pejalan. Perjalanan erat kaitannya dengan jalan dan juga pejalan, karena perjalanan (konsep maupun tindakan) tidak akan pernah ada jika tidak ada jalan (sesuatu yang ditempuh dan dilewati) dan pejalan (orang yang menempuh suatu jalan). Dalam rangka mencapai tujuan dari sebuah perjalanan, terdapat banyak lika-liku, suka-duka, peluang dan juga tantangan yang akan dihadapi. Perjalanan yang baik ialah perjalanan yang dapat memberikan makna kepada pejalan terkait perjalanan (proses) yang dilakukan selain tujuan. Dan perjalanan yang indah ialah perjalanan yang dapat dinikmati oleh pejalan, baik secara lahir maupun bathin. Dan sebaik-baik perjalanan adalah perjalanan dalam rangka menuju kepada Tuhan. Karena hendaklah kita ketahui bersama, kita semua ini adalah pejalan. Jalan mana yang hendak kita tempuh, adalah pilihan kita. Dan perjalanan yang kita lakukan akan berdampak juga kepada kita.
  

Opini : MAHASISWA SEBAGAI TONGGAK PERUBAHAN



Oleh :

Zuwarman Ramadhani


Mahasiswa merupakan sebuah komunitas yang berada dalam masyarakat, dengan kemampuan dan kesempatan yang ia miliki mahasiswa mampu berada sedikit lebih tinggi diatas masyarakat. Mahasiswa juga belum “disetubuhi” oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan. Seperti ormas, parpol, dan lain sebagainya.
Selain memiliki kemampuan, mahasiswa juga memiliki “idealisme” dimana mahasiswa memiliki suatu kebenaran yang diyakini “murni” dari pribadinya dan tidak dipengaruhi oleh factor-faktor ekternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Karena kemampuan dan idelisme inilah yang menjadikan mahasiswa sebagai “generasi perubahan” (agent of change) dimana mahasiswa harus mampu mewujudkan suatu perubahan yang mengantarkan ke arah yang lebih baik. Artinya mahasiswa Tidak saja dituntut hebat dibidang akademik namun harus memiliki kepekaan  terhadap lingkungan masyarakat.
Sebagai Insan akademis mahasiswa harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan  bangsa nya sendiri.
Selanjut nya mahasiswa diharapkan mampu menjadi penerus dan tulang punggung bangsa dimasa depan, menjadi generasi yang tangguh, memiliki kemampuan serta dapat menggantikan generasi-gerasi bangsa sebelumnya.
Namun ironisnya, hari ini pada umumnya mahasiswa tidak lagi mampu menjadi sosok yang “garang” dan memiliki “kepekaan” terhadap lingkungan masyarakat, mahasiswa yang kini disibukkan dengan “gaged” dan stagnasi terhadap kesibukan akan tugas kuliah nya, menjadikan ia lupa akan peran dan tanggung jawab nya sebagai agen perubahan (agen of change). Harapan mahasiswa hadir sebagai penyambung lidah masayarakat kini sudah mulai pudar bak pelangi ditelan awan.
Tak usah memperjuangkan kepentingan masyarakat dan mengkritisi pemerintahan, kini mahasiswa tidak lagi mampu memiliki kepekaan terhadap tugas dan tanggung jawab nya sebagai agen perubahan (agent of change)
Ayoo bangun dari tidurmu !!
Ditengah carut marut dan tunggang langgang nya republik ini mahasiswa tidak lagi mampu menyumbangkan gagasan cerdas ataupun gerakan sebagai wujud perubahan. Jika kita berkaca pada masa transisi demokrasi yang kekuasaan dipegang oleh  bapak otoriter Suharto. Tentu hal ini akan menitik kan air mata haru atas perjuangan mahasiswa kala itu, dimana  Mahasiswa mampu perperan andil berdiri tegap dibarisan depan sebagai panglima perang dan melindungi para rakyat dari keras nya tekanan perekonomian serta hegemoni pemerintahan.
Hari ini republik kita mengalami hal yang sama dan komplek atas segala permasalahan yang harus segera diselasaikan. Seperti masalah ekonomi yang semakin mendesak, masalah pendidikan harus diperhatikan, masalah supremasi hukum yang harus segera ditegakkan dan masalah lainya yang melilit leher republik kita.
Baru-baru ini negri kita dikejutkan dengan permasalah baru nya, yaitu kaum nabi luth yang menghantam tatanan nilai norma dan agama. Mereka menuntut atas persamaan hak dan perlindungan hukum sebagai warga Negara. Tentu ini menjadi cambuk bagi mahasiswa serta menjadi tugas besar dalam mempertahan kan nilai dan norma yang telah ada sejak dahulu nya.
Sebagai tonggak perubahan bangsa dan Negara mahasiswa jangan hanya menjadi penonton ditengah hiruk pikuk nya negri ini, mahasiswa harus mampu menjadi penerus generasi yang dahulu yang pernah berjuang membela bangsa nya.
Namun ironisnya hari ini mahasiswa tidak tampak lagi hadir dan membela Negara sebagai kaum inteketual yang cerdas dan menerobos gemerlap nya malam demi terwujud nya Negara yang mampu mengahadapi perkembangan zaman atas segala tantangan dan permasalahan yang ada.
Lecutan dan letupan semangat mahasiswa dengan menyuarakan hidup mahasiswa kini sudah mulai hening dan asing ditelanga, kobaran api semangat itu seperti sudah hilang dimakan usia dan perkembangan zaman.
Oleh sebab, itu mari kita dongkrak kembali semangat perjuangan menyelesaikan problematika bangsa dan umat sebagai kaum intelektual, generasi kritis dan mememiliki profesionalisme sebagai pembaharu ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan bangsa.
Hanya mahasiswa yang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan bangsa dan Negara, dimana seluruh gerak perubahan yang terjadi dinegara ini dimotori oleh mahasiswa dan pemuda bangsa, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi selalu ada andil mahasiswa.
Namun arah perjuangan atau perubahan harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur yang diridhoi allah SWT.


HABIL KOMISARIAT